Wartapoin.com – Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan jenisnya, pantun dibagi menjadi tiga, yakni pantun anak-anak, pantun remaja atau dewasa, serta pantun orang tua.
Saat ini, pantun sudah banyak digunakan dalam komedi, permainan anak-anak, upacara pernikahan, nyanyian, upacara adat, dan lain sebagainya. Nah pada kesempatan kali ini saya akan membagikan beberapa contoh pantun remaja yang bisa digunakan untuk pembelajaran dan referensi, berikut contohnya :
Contoh Pantun Remaja
Ada bunga mawar di pinggir jalan
Kupetik satu untuk dirimu
Mari kita berkenalan
Wahai kawan, siapakah namamu?
Pergi ke pasar membeli jamu
Tidak lupa membeli abon
Saya senang bertemu dirimu
Nama saya Andre dari Cirebon
Celana baru kekecilan
Belinya di toko dekat taman
Senangnya hati ini berkenalan
Makin punya banyak teman
Kalung ini terbuat dari perunggu
Dijual untuk membeli barang
Tak apa walau harus menunggu
Hatiku tetap untukmu seorang
Pergi ke Solo bersama Mutia
Pulangnya membeli roti
Sahabat adalah orang yang setia
Jangan kau tinggalkan dan sakiti
Berangkat kerja datang terlambat
Pergi ke pasar membeli makaroni
Selamat malam wahai sahabat
Mimpi indah malam ini
Jalan kaki membeli buah-buahan
Di jalan melihat kuda berponi
Rindu ini sudah tak bisa kutahan
Ingin bertemu dirimu saat ini
Papa pergi bersama mama
Waktunya bersantai di hari Sabtu
Lama sudah kita bersama
Namun, hati kita tak menyatu
Duduk terdiam di bangku
Termenung melihat batu bata
Selamat tinggal kawanku
Aku pergi meraih cita-cita
Airnya sudah mendidih
Ditinggal adik melihat awan
Siapa yang tak akan sedih
Melihat diri ini ditinggal kawan
Bulan purnama bewarna merah
Indah menawan merah warnanya
Wahai gadis berkerudung merah
Sungguh cantik paras rupanya
Jalan-jalan ke Kota Batu
Jangan lupa beli burung dara
Wahai adinda yang suka barang baru
Jangan lupa hidup sementara
Bintang terang bintang kejora
Di sore hari sudah bercahaya
Walau jauh kususul jua
Demi mendapat yang dicinta
Anak desa membuat kopra
Kopra itu dari kelapa
Aku ini tak punya apa-apa
Hati untukmu ku berikan cinta
Kakek tua rambut beruban
Memancing ikan di tepi kolam
Demi kamu rela berkorban
Berjuang Diriku siang dan malam
Sungguh Tinggi pohon kina
Pohon kina banyak manfaatnya
Walau diam di istana
Yang penting suaminya setia
Minum jamu madu hutan
Supaya segar seluruh badan
Cintaku padamu sedalam lautan
Akan kering walau banyak godaan
Ekor panjang sisi ikan pari
Mandi di kali belum dibilas
Kemana cinta hendak dicari
Ke dalam hati yang tulus ikhlas
Rumah batu di tepi kali
Talinya lebar ada buaya
Hanya padamu rinduku ini
Rindu yang mekar bagaikan bunga
Kue lezat tepung kanji
Masih hangat dalam kuali
Bukan aku hendak memuji
Tapi memang kamu cantik sekali
Dari pasar membeli pari
Ikan laut banyak sepeti
Duit hilang bisa dicari
Kamu hilang stress setengah mati
Gelang lucu dari perunggu
Kapas putih pohon randu
Walau lama tetap kutunggu
Walau jauh tetap kurindu
Sangat tinggi pohon kelapa
Dari Mekah bawa kurma
Sekarang berteman tak mengapa
Yang penting besok hidup bersama
Ikan bandeng banyak duri
Makan satu dengan ketupat
Cewek cantik gampang dicari
Cewek baik di mana bisa didapat
Mari beriman pada malaikat
makhluk gaib tak terlihat
Walau beribu teman yang dekat
Hanya kamu yang paling memikat
Jalan-jalan ke Malaka
Melihat perahu penuh pasukan
Walau berjauhan asal kita
Tapi hati berdekatan
Santun bukan sembarang santun
Adab budaya dari dahulu
Pantun bukan sembarang pantun
Pantun untuk mengirim rindu
Bukan batik bukan kelimis
Pakai peci di waktu maghrib
Bukan cantik bukan manis
Kamu itu sangat ajaib
Apa namanya sayur ketupat
Dari nangka daunnya lebat
Apa itu yang disebut sahabat
Sehati sejiwa selalu dekat
Makan besar saat kenduri
Bunga cempaka bunga melati
Merangkai cerita setiap hari
Tak kulupa sampai tua nanti
Kaki berjinjit berjingkat-jingkat
Petik daun untuk obat
Walau banyak teman yang dekat
Hanya engkau yang jadi sahabat
Arjuna ganteng pandawa lima
Naik kuda ke Alengka
Susah senang bersama-sama
Jangan pernah saling melupa
Hujan lebat di hari raya
Dari sungai naik kura-kura
Sahabat ibarat sekuntum bunga
Tetap mekar walau di belantara
Duduk berdua dekat taman
Tercium lezat sebuah masakan
Tempat curhat paling nyaman
Aib sahabat dirahasiakan
Langit biru terdapat awan
Akan turun hujan lebat
Untuk apa beribu kawan
Kalau tak punya seorang sahabat
Bola sepak jangan dilemparkan
Kalau lupa selalu diingatkan
saat bahagia engkau menyempurnakan
saat susah engkau menguatkan
Pulau Bangka penghasil lada
Kota Solo penghasil batik
Persahabatan tulus selalu ada
Lahir dari hati yang baik
Ke sekolah datang terlambat
Tugas banyak hati gelisah
Selamat malam duhai sahabat
Moga malam ini mimpi yang indah
Di atas meja bunga diletakan
Sandal baru dipakai jalan
Assalamu alaikum aku ucapkan
Pantun kuucap pembukan perkenalan
Anak Melayu memakan petai
Kalau haus ambil kelapa
Aku dari gunung engkau dari pantai
Di tempat ini pula kita berjumpa
Malin kundang saudagar kaya
Sayang lupa pada ibunya
Maafkan tak jadi teman setia
Sekarang padamu aku jatuh cinta
Dari pasar membeli pari
Ikan Laut banyak sepeti
Duit hilang bisa dicari
Kamu hilang stres setengah mati
Makan besar saat kenduri
Bunga cempaka bunga melati
Merangkai cerita setiap hari
Tak kulupa sampai tua nanti
Arjuna ganteng pandawa lima
Naik kuda ke Alengka
Susah senang bersama-sama
Jangan pernah saling melupa
Langit biru terdapat awan
Akan turun hujan lebat
Untuk apa beribu kawan
Kalau tak punya seorang sahabat
Bunga melati tiada berduri
Ada tangan yang akan mencuri
Sahabat sejati susah dicari
Jangan pernah dikhianati
Baju batik dari Ciamis
Naik mobil jalan tanjakan
Gadis cantik senyumnya manis
Bolehkah kita berkenalan?
Makan ikan lalap sambal
Sambil nonton film koboy
Baru kenalan sudah menggombal
Pasti cowok yang playboy
Dinding papan kuat dipaku
Udara dingin terasa membeku
Dari PADANG kota asalku
Rendang adalah kesukaanku
Ulama menulis dengan tinta
Banyak kita untuk umatnya
Lahir dari keluarga sederhana
Datang ke sini mengejar cita-cita
Sungguh luas alam dunia
Pergi ke hutan membawa kapak
Jangan bertanya apa ada yang punya?
aku ini kepunyaan Ibu dan Bapak
Burung merpati burung dara
Kalau hitam burung apa
Anak KEDUA dari 4 bersaudara
Punya adik juga kakak
Irian cendrawasih
Pergi haji ke kota Mekah
Cukup sekian terimakasih
moga perkenalan ini membawa berkah
Kalau ada jarum yang patah
Mohon kirimkan ke pulau Jawa
Kalau ada kata yang salah
Mohon maafkan seikhlas jiwa
Sungguh indah kota Kendari
Papua tempat cendrawasih
Mohon pamit undur diri
Assalamu alaikum terimakasih
Ke pasar untuk beli ikan
Ikan digoreng untuk lauk makan
Kesetiaan tidak perlu hanya dikatakan
Namun, cukup dengan selalu buktikan
Air sungai bewarna merah
Tak tau sebab akibatnya
Sungguh aneh matamu memerah
Tak tahu siapa penyebabnya
Jalan-jalan ke Kota Malang
Jangan lupa mampir ke Batu
Kalau kau lihat orang yang malang
Janganlah segan membantu
Buah mangga buah delima
Ada yang besar ada yang kecil
Mari kita belajar menderma
Dari kecil sampai besar
Di pungung kuda ada pelana
Suara angin berdesah penuh irama
Jumpa pertama membuat terpesona
Semakin lama semakin terkesima
Hari kamis hari selasa
Makan kismis tidak ada rotinya
Senyum manis milik siapa?
Tentu saja senyum gadis yang baik hatinya
Untuk apa lemari kaca
Kalau tak diisi dengan kain
Untuk apa bermain cinta
Kalau hati memilih yang lain
Hidup manusia untuk ibadah
Sampai kaki menapak surga
Rindu di hati tak sudah-sudah
Rindu kepada pujaan jiwa
Beli tali untuk mengikat
Pulut lengket sangat merekat
Kalau sudah hati terpikat
Pil pahit terasa coklat
Ke Surabaya bertemu orang Cina
Berjalan jauh jadi sakit kakinya
Satu kata yang begitu mudah diucap yaitu cinta
Namun, tidak semua orang mudah dalam pertahankannya
Pohon jati apa pupuknya
Tumbuh subur di tanah baru
Sakit hati apa obatnya
Obatnya mendapat cinta yang baru
Tinta bukan sembarang tinta
Tinta biru bercampur hitam
Cinta bukan sembarang cinta
Cinta dari hati yang paling dalam
Hujan basah berlama-lama
Sebentar terang di hari raya
Waktu susah bersama-sama
Waktu senang tetap setia
Buaya sungai mengejar kancil
Kancil lari ke tengah taman
Lama kenal semenjak kecil
Sampai dewasa tetap berteman
Kayu bundar jadikan roda
Lebah madu suka menyengat
Bangkitlah wahai para pemuda
Nikmati perjuangan penuh semangat
Mangga gedong mangga kweni
Jatuh satu di atas rumput
Jadilah pemuda yang pemberani
Jangan mengecut jangan penakut
Jalan-jalan ke Singapura
Hanya untuk beli celana
Untuk apa banyak bicara
Banyak berbuat lebih utama
Pengantin cantik memakai renda
Cantik mahkota banyak permata
Batang usia masih muda
Mari gunakan dengan bijaksana
Belalang binatang tak berdarah
Pandai terbang seperti belalang
Siapa bisa menahan amarah
Dialah pemuda yang paling kuat
Hari minggu sudahlah siang
Setelah siang menuju petang
Ditunggu-tunggu tak juga datang
Sekali datang kok nagih hutang
Burung perkutut
Burung kutilang
Kamu kentut
Gak bilang-bilang
Api membakar ujung cerutu
Jalan-jalan ke pulau Jawa
Naik kapal cepat melesat
Sahabat bagaikan satu jiwa
Hanya berada di dua jasad
Angin ribut datang melanda
Bertiup kencang entah ke mana
Jauh terasa rindu di dada
Bersahabat memang penuh makna
Dari rawa keluar buaya
Sangat tajam gigi rahangnya
Sahabat itu bagaikan surya
Memberi cahaya kepada dunia
Hari selasa banyak acara
Jangan sampai ada yang lupa
Ke manakah sahabat lama?
Bertahun-tahun tak berjumpa
Manis sekali rasa kurma
Kalau dimakan segar rasanya
Persahabatan adalah harta
Tak semua orang bisa punya
Mawar merah indah berduri
Sudah mekar makin berseri
Sahabat baik kita syukuri
Tak semua orang diberi
Orang baik suka berderma
Dekat surga jauh ke neraka
Sahabat sejati selalu setia
Di dalam suka maupun duka
Sudah tinggi batang pinang
Tumbuh di kebun bertanam bawang
Banyak temannya bersenang
Hanya sahabat yang mau berjuang
Pagi hari langit biru
Awan tipis terlihat ringan
Kalau dapat teman yang baru
Teman lama dilupakan jangan
Pohon jati apa pupuknya
Tumbuh subur di tanah baru
Sakit hati apa obatnya
Obatnya mendapat cinta yang baru
Hujan basah berlama-lama
Sebentar terang di hari raya
Waktu susah bersama-sama
Waktu senang tetap setia
Tinta bukan sembarang tinta
Tinta biru bercampur hitam
Cinta bukan sembarang cinta
Cinta dari hati yang paling dalam
Untuk apa lemari kaca
Kalau tak diisi dengan kain
Untuk apa bermain cinta
Kalau hati memilih yang lain
Untuk apa menulis di atas kaca
Lebih baik menulis di atas meja
Untuk apa menangis karena cinta
Lebih baik menangis karena dosa
Anak berenang ke air rawa
Mendapat batu di pinggir kali
Kalau memang engkau Setia
Tunggulah aku sampai nanti
Hidup manusia untuk ibadah
Sampai kaki menapak surga
Rindu di hati tak sudah-sudah
Rindu kepada pujaan jiwa
Bambu hijau ambil sebatang
Bakar satu menjadi sarang
Ditunggu tak datang-datang
Relakan diriku diambil barang
Kalau haus minum degan
Degan dari orang Minang
Rasa hati deg-degan
Saat dia datang meminang
Pedang panjang dari baja
Walau kuat terasa ringan
Bahagianya jadi seorang raja
Duduk bersanding di pelaminan
Hujan turun amat lebat
Sudah reda ke mana airnya
Lama sudah kita bersahabat
Berpisah jua pada akhirnya
Jalan-jalan ke kota Pinang
Singgah juga ke kota Kedah
Kenangan lama tak kan hilang
Segala kenangan begitu indah
Markisa tumbuh merambat
Di atas tanah di atas bata
Selamat jalan wahai sahabat
Mari menggapai cita-cita
Menghiris daging pakai sembilu
Dalam pahatan bagai keladi
Hati sedih menahan pilu
Perpisahan ini harus terjadi
Air panas kan mendidih
Makan malam selepas maghrib
Hati siapa takkan sedih
Berpisah dengan sahabat karib
Putih sekali warna awan
Sungguh indah dipandang mata
Selamat jalan kawan kawan
Semoga tercapai cita-cita
Bunga dahlia bunga melati
Warnanya indah aneka rupa
Jauh dimata dekat dihati
Walau jauh tetap menyapa
Pergi perang sang panglima
Mengalahkan lawannya
Susah senang kita bersama
Suka duka jadi cerita
Hutan tempat aneka satwa
Dari tupai hingga singa
Untukmu aku berdoa
Semoga hidupmu bahagia
Anak-anak bermain panggal
Asyik di bawah pohon kelapa
Selamat jalan selamat tinggal
Walaupun berjauhan jangan dilupa
Domba makan di padang rumput
Hingga senja datang menanti
Kalau hendak mengukur laut
Jangan tangan jadi temali
Perahu papan terus mengambang
Berlayar di hari yang terang
Walau laut penuh gelombang
Karena cinta mesti diterjang
Kalau baju wangi melati
Hirup udara terasa segar
Kalau cemburu menyulut hati
Mungkin cinta sedang mekar
Kapulaga pedas tambah merica
Untuk dikirim ke kota Medan
Ke medan laga tanpa senjata
Bagaikan memberi nyawa di badan
Buat sambal dengan belacan
Belacan dibuat dari ikan
Rindu laksana sebuah siksaan
Walau sakit tapi mengasyikan
Sungguh mahal kayu jati
Kayu indah tiada berduri
Sakit tangan bisa diobati
Sakit hati kemana obat dicari?
Panggang sate di atas bara
Bumbu kecap juga lada
Cantik wajah sementara
Cantik hati sampai ke surga
Anak bule rambutnya pirang
Turun ke sawah ambil bawang
Budi manis disayang orang
Sopan santun bagaikan uang
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Jalan-jalan ke kota Serang
Masuk ke kampung Babadan
Budi baik dikenang orang
Walau terkubur seluruh badan
Orang sholeh pasti sembahyang
Menyembah kepada rabbul Izzati
Siang malam terbayang-bayang
Pada dia si jantung hati
Pergi ke gunung membangun tenda
Jalan-jalan mencari lebah
Walau Badai datang melanda
Cintaku padamu takkan berubah
Angin bertiup daun bergoyang
Burung hinggap di pohon cemara
Namaku GINA panggilan sayang
Pemberian dari Ayah dan Bunda
Pagi hari penuh burung merpati
Ada satu terjatuh patah sayapnya
Begitu banyak yang ingin singgah dihati
Tapi hanya kamu yang ku sayang selamanya
Dibelakang rumah ada pohon randu
Randu tumbuh begitu rindang dekat rumahmu
Begini setiap hari kurasa rindu
Rindu karena begitu lama tidak bertemu
Bambu muda kesukaan panda
Begitu lahap makannya
Setiap hari kusimpan rindu di dada
Hanya untukmulah wahai adinda
Pagi hari kusapa burung dara
Terbang ke atas penuh suka cita
Semakin lama ku pendam membuat lara
Ingin rasanya ku segera berjumpa
Niat hati membuat minuman dari buah markisa
Ternyata habis tak bersisa diminum Opa
Perkenalkan nama saya adalah Annisa
Saya siswa baru dari kelas IPA
Ke pasar membeli nanas
segar sekali memang rasanya
Halo, nama saya Syahnaz
Salam kenal dari saya kepada kalian semua
Begitu dingin hari ini di Kota Kediri
Berlibur bersama naik sepeda
Perkenalkan nama saya Wulandari
Saya merupakan pindahan dari Surakarta
Adik meminta bapak membeli sepeda antik
Tidak dibelikan karena tidak bekerja seminggu
Hai kamu gadis yang begitu cantik
Bolehkah aku tahu siapa gerangan namamu?
Pria disana terlihat begitu gagah
Istrinya pun cantik dan rupawan
Hai kamu yang memakai baju merah
Ingin sejenak aku berkenalan
Begitu indah bunga yang mulai mekar merekah
Tidak pernah terlewat kusiram awal
Sebelum akhirnya nanti kita akan berpisah
Izinkan sejenak aku mengenal
Begitu putih warna melati
Begitu harum dan tak punya duri
Sahabat, begitu baik menghibur hati
Selalu menyempatkan disampingku yang tengah sendiri
Ada burung terbang di atas rawa
Berhenti tepat di beranda
Begitu dalam rasa kecewa padanya
Namun, sahabat selalu ada
Ada kumbang ada diatas lembah
Terbang bersama teman-temannya
Tentu saja persahabatan ini indah
Semoga saja kita selalu bersama
Dalam kolam terlihat begitu banyak ikan
Tentu saja begitu jernih air di dalamnya
Rasanya rindu ini sudah sepekan
Begitu menggebu-gebu di dada
Membawa asap bersesak-sesak
Alangkah geli rasa hatiku
Melihat nenek bergincu dan bedak
Memasak ikan di dalam peti
Paling enak dicampur terasi
Gayanya aja macam selebriti
Tapi dompetnya kagak berisi
Buat apa panen kelapa
Kalau belum tunas
Buat apa beli vespa
Cicilan kompor saja belum lunas
Tinggi sekali pohon kelapa
bunganya kuning tapi di mana?
Senang sekali berjumpa
Boleh tau siapa nama?
Batik-batik dari Ciamis
Naik mobil jalan tanjakan
Cantik-cantik senyum manis
Bolehkah kita berkenalan?
Naik kuda duduk di pelana
Desau daun berirama
Pertama jumpa terpesona
Sudah kenalan makin terkesima
Hari Kamis hari Selasa
Makan kismis mana rotinya
Senyum manis milik siapa?
Milik gadis yang baik hatinya
Pergi ke pasar beli pepaya
Daunnya kering batangnya tebal
Hestiana adalah nama saya
Dari Minang saya berasal
Satu titik dua koma
Anak manis beli celana
Bolehkah aku bertanya
Kamu cantik siapa yang punya?
Makan ikan campur sambal
Sambil menonton film koboy
Baru kenalan sudah menggombal
Pasti kamu anak playboy
Hati senang di hari raya
Bermain-main amat seru
Salam kenal dari saya
Saya ini anak baru
Baju baru kekecilan
Beli kemarin di dekat taman
Alangkah senang berkenalan
Semakin banyak teman-teman
Orang berbisik suara pelan
Kaki berlari alangkah cepat
Kenalan bukan sembarang kenalan
Kenalan kan jadi seorang sahabat
Untuk apa pikiran gundah
Lebih baik berbahagia
Apakah yang paling indah
Sahabat yang setia
Setiap waktu kakak pergi berkelana
Hanya berbekalkan sebilah parang
Teman lama setiap waktu pergi bersama
Tak ada kenangan yang tak terbayang
Begitu biru laut dalam
Melihat ikan berenang bersamaan
Hari ini tiba-tiba teringat kenangan masa silam
Bergurau bersama teman
Gelang lucu dari perunggu
Kapas putih pohon randu
Walau lama tetap kutunggu
Walau jauh tetap kurindu
Ikan bandeng banyak duri
Makan satu dengan ketupat
Cewek cantik gampang dicari
Cewek baik mana kudapat
Jalan-jalan ke Malaka
Melihat perahu penuh pasukan
Walau berjauhan asa kita
Tapi hati berdekatan
Nah itulah beberapa contoh dari pantun remaja yang sudah saya kumpulkan dari berbagai sumber, semoga bisa dijadikan referensi untuk belajar membuat pantun sendiri. Terima kasih sudah berkunjung..