Wartapoin.com – Tidak ada habis-habisnya jika membahas sejarah dari kerajaan yang ada di Nusantara. Ada saja sejarah unik dan menarik untuk dibahas. Salah satu sejarah yang menarik untuk dibahas yaitu kehidupan politik kerajaan Aceh.
Kerajaan Aceh dikenal kuat dengan kerajaan keislamannya. Maka dari itu, perihal kehidupan politik dari kerajaan keislaman ini cukup menarik dibahas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan politik pada masa kerajaan Aceh. Jika Anda merasa penasaran, berikut adalah pembahasannya.
Berdasarkan Letak Geografis
Kehidupan politik dan ekonomi kerajaan Aceh saat itu berkembang pesat dikarenakan adanya faktor geografis sebagai pendukungnya. Karena pada saat itu Portugis berhasil menduduki Malaka yang membuat Kerajaan Aceh berkembang pesat.
Itu dikarenakan banyak pedagang besar Islam yang berasal dari Malaka pindah ke Aceh. Hal lainnya adalah runtuhnya Samudra Pasai di tangan Portugis, sehingga semakin banyak yang pindah ke Aceh. Lalu Aceh merupakan Ibukota yang letaknya strategis karena menjadi pintu gerbang bagi India dan Timur Tengah yang ingin berlayar ke Malaka, Jawa ataupun China.
Yang turut berperan dalam kehidupan politik adalah daerah Aceh yang wilayahnya cocok untuk ditanami lada sehingga menjadi ekspor penting dan melimpah. Maka dari itu, sistem politik semakin menguat dan juga sistem ekonomi semakin membaik saat itu.
Berdasarkan Sistem Pemerintahan Kerajaan
Faktor lainnya yang mempengaruhi kehidupan politik Kerajaan Aceh adalah dari sistem pemerintahan kerajaan. Yang menjadi faktor kehidupan politik, ekonomi dan sosial meningkat, dikarenakan Kerajaan Aceh pada saat itu berhasil membebaskan diri dari Kerajaan Pedir.
Pada tahun 1514 sampai 1528, masa itu raja yang mampu menguatkan kerajaan yaitu Sultan Ali Mughayat. Untuk mengetahui sejarah singkat mengenai raja-raja Kerajaan Aceh pada masa kehidupan politik, berikut penjelasannya:
- Raja pertama yaitu Sultan Ali Mughayat Syah yang memerintah Kerajaan pada tahun 1514 s/d 1528 M. Dalam kepemimpinannya, beliau melakukan penyerangan ketika Portugis berhasil menduduki Malaka, juga melakukan penyerangan terhadap Kerajaan Aru. Yaitu sebuah kerajaan terletak di daerah Pantai Timur bagian Sumatera Utara. Kerajaan Aceh semakin meluaskan area kekuasaannya dari bagian Pasai sampai Daya di daerah Sumatera Utara.
- Raja kedua yang menduduki Kerajaan Aceh yaitu Sultan Salahuddin selaku putra dari Raja pertama. Mulai memerintah dari tahun 1528 s/d 1537 M. Pada masa pemerintahannya, sistem kerajaan sedikit mengalami goyah dikarenakan Raja Salahuddin tidak terlalu peduli akan pemerintahan di Kerajaannya. Karena hal tersebut, beliau langsung digantikan posisi oleh adiknya.
- Raja ketiga yaitu Raja Alauddin Riayat Syah Al-Kahar selaku saudara kandung dari Raja sebelumnya, Salahuddin. Menjabat dalam pemerintahan dari tahun 1537 s/d 1568 M. Selama beliau menjabat, ia mengganti semua sistem bentuk pemerintahan untuk mengembalikan posisi kerajaan. Pada masa sistem pemerintahannya, kerajaan mengalami sempat masa-masa suram karena adanya pemberontakan serta perebutan dalam kekuasaan.
Raja yang Berperan Penting dalam Sistem Politik dan Ekonomi
Setelah tadi membahas tentang raja yang berperan dalam sistem pemerintahan. Beberapa raja berikut ini juga berperan penting dan justru membangun kembali kerajaan yang sempat mengalami kemerosotan dalam sektor ekonomi.
Tidak hanya itu, tetapi juga goyahnya dalam kerajaan karena adanya perebutan tahta. Berikut Raja yang kembali membangun pemerintahannya:
- Raja berikutnya yaitu ada Sultan Iskandar Muda yang datang dan mampu meredam gejolak perebutan tahta di Tanah Rencong, Aceh. Pada masa pemerintahan beliau, kerajaan mengalami kemajuan yang pesat sekaligus juga mengalami kemunduran. Masa keemasan beliau adalah mampu memperluas area kekuasaan dan mampu mengusir para penjajah Portugis.
- Raja terakhir yaitu Sultan Iskandar Thani. Beliau yang melanjutkan sistem pemerintahan yang sudah dibuat oleh Sultan Iskandar Muda. Pada masa pemerintahan Raja Sultan Iskandar Thani, para ulama besar muncul dan Islam semakin kuat di Aceh. Para ulama besar Aceh masa ini bernama Nuruddin ar-Raniri, seorang ulama sekaligus penulis buku sejarah Aceh dengan judul Bustanu’ssalatin.
Itu tadi mengenai tentang kehidupan politik kerajaan Aceh yang perlu untuk diketahui. Jadi ada beberapa faktor yang turut dalam menguatkan politik serta ekonomi Kerajaan Aceh pada masa itu. Sebenarnya masih ada banyak nama raja lain yang ada didalamnya, namun hanya dibahas beberapa nama raja yang paling berpengaruh dalam kehidupan politik.